Sabtu, 20 Maret 2010

porositas

porosity merupakan salah satu hal yang penting terutama dalam dunia perminyakan.Dalam batuan reservoir, pori-pori yang ada pada batuan tersebut merupakan tempat fluida berada seperti air, gas, maupun minyak. kuantitas pori-pori dalam suatu batuan dinyatakan dalam istilah porositas yang berarti perbandingan volume pori-pori pada batuan dibandingkan dengan volume bulknya. sehingga porositas dapat menyatakan kapasitas suatu batuan untuk menyimpan fluida. jenis porositas sendiri bermacam-macam bergantung pada dasar penggolongannya.Berdasarkan pembentukannya porositas dibagi dalam dua macam yaitu :
1. porositas primer yaitu porositas yang terbentuk saat pembentukan batuannya. saat proses sedimentasi butiran batuannya akan terdapat rongga diantara butiran-butiran tersebut. nah rongga - rongga tersebut merupakan porositas primer. porositas yang demikian merupakan porositas intergranular atau porositas interparticle. untuk batuan yang berupa kristal, ternyata memiliki pori-pori yang terdapat diantara butir kristalnya, pada kisi-kisi kristalnya, dan belahan pada bidang kristalnya(untuk ini saya belum bisa membayangkannya hehe) dan disebut sebagai porositas intercrystalline. pada bidang perlapisan biasanya akan terdapat porositas yang disebabkan oleh perbedaan jenis batuan dan ukuran butir yang dibatasi oleh bidang perlapisannya. hal ini terjadi pada saat proses sedimentasi misalnya terjadi peralihan arus pengendapan sehingga terjadi perbedaan ukuran butir dan susunannya pada pengendapan butiranya. nah bada batas perbedaan tersebut akan terbentuk space. hal ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan pengendapannya.

2. porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk karena proses geologi yang dialami oleh batuan yang sudah jadi sehingga mengakibatkan terbentuknya space yang dapat menjadi porositas yang baru. contohnya, pada batuan karbonat jika sudah mengalami disolusi oleh air sehingga menyebabkan timbulnya rongga - rongga baru. proses ini terjadi karena adanya reaksi antara karbonat dengan air bisa juga karena adanya pergantian ion kalsium oleh ion magnesium atau yang sering dikenal dengan dolomitisasi. karbonat yang pernah terekspose keluar karena pengaruh berbagai faktor seperti sinar matahari, angin, dll dapat menyebabkan terbentuknya pori-pori baru pada batuan tersebut. selain itu, prositas sekunder dapat terbentuk akibat adanya tektonik yang menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan pada batuan tersebut.
gambar dibawah ini menunjukan contoh dari porositas primer dan sekunder.

nah faktor apa saja yang mempengaruhi porositas?
1. keseragaman besar butir (bahasa bulenya uniformity of grain size)
coba bayangkan jika suatu rongga yang terbentuk antara butir berukuran besar maka dengan adanya butir yang berukuran kecil maka rongga tersebut akan diisi oleh butir tersebut tentu saja ini akan mengurangi harga porositas dari batuan itu sendiri. coba perhatikan gambar yang ini

keseragaman tersebut bergantung pada bagaimana endapan tersebut diendapkan, lingkungan depositnya, karakteristik arus, dan lama dari proses sedimentasinya.
2. derajat sementasi
semen merupakan material yang mengikat butiran batuannya. material semen mengisi rongga pada batuan sehingga jika batuannya memiliki derajat sementasi yang tinggi bisa mengurangi porositas. material semen bisa berupa senyawa karbonat, lempung, dll. ilustrasinya bisa di simak pada gambar dibawah

coba bayangkan material semen yang menyelubungi butiran cukup banyak (sementasi tinggi) maka pori-porinya akan semakin kecil..
3. kompaksi
batuan yang berada dibawah perut bumi sana dengan adanya pembebanan diatasnya dan tekanan yang tinggi menyebabkan batuan tersebut akan mengalami kompaksi. kompaksi menyebabkan space batuan mengecil karena ada penekanan tersebut. namun besar kecilnya pengurangan space tersebut berbeda-beda tiap batuan bergantung pada compresibilitas batuannya. jadi biasanya semakin dalam suatu formasi porositasnya semakin kecil, tetapi tidak selalu demikian.
4. packing
coba bayangkan kelereng yang tersusun secara cubic dan secara rhombohedral disana akan terdapat perbedaan besar pori. ini merupakan permodelan sederhana dalam menjelaskan pengaruh packing dalam porositas. pada kenyataanya porositas pada batuan mungkin hampir tidak ada yang tersusun secara cubic karena pada model ini sangat rentan terhadap perubahan jika diberi gaya. mengapa? coba perhatikan kontak antar butir pada model cubic ini,setiap butir hanya memiliki satu kontak dengan butir yang lain.

bandingkan dengan butir yang tersusun secara rhombohedral


nah selanjtnya.....bagi untuk keperluan exploitasi tentu perlu diketahui porositas seperti apa dan seberapa besar yang baik sehingga minyak dapat diproduksikan. pori yang terbentuk ada yang saling terhubung (interconnected) dan ada yang tidak (isolated). fluida yang terdapat pada pori yang terisolasi tidak bisa diproduksikan sehingga porositas yang seperti ini secara ekonomis tidak menarik..karena memang susah untuk mengeluarkan fluida nya. berdasarkan hal ini terdapat dua jenis porositas yaitu porositas yang absolute yaitu perbandingan pori total (interconnected dan isolated) dengan volume bulknya. lalu, porositas efektif yaitu perbandingan pori-pori yang interconnected dengan volume bulknya. nah yang sering digunakan dalam perhitungan enginering adalah porositas efektif ini.

1 komentar: